Rabu, 18 April 2012

Limbah Kulit Salak Disulap Jadi Tas dan Dompet


18 April 2012 | 17:00 wib
Limbah Kulit Salak Disulap Jadi Tas dan Dompet
 0
 
  0
image
BAHAN SAMPAH: Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Muhamad Ridwan dan Asriningsih Suryandari menunjukkan karya mereka yang berbahan sampah kulit salak.(suara Merdeka/Agung PW)

YOGYAKARTA,suaramerdeka.com
- Salak yang dalam bahasa ilmiah Salacca zalacca berkembang pesat di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Tak hanya buahnya yang dimakain begitu saja tapi ternyata dapat diolah menjadi berbagai macam makanan. Ada yang membuat menjadi kripik, selai, sirup, bakpia bahkan kue brownis salak.
Nah yang jadi persoalan, bagaimana dengan kulit salak? Biasanya kulit buah salak hanya menjadi barang tak berharga dan dibuang di tempat sampah atau dibakar. Padahal kulit tersebut bisa dimanfaatkan. Lihat saja kreativitas mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), masing-masing Muhamad Ridwan (FIP), Asriningsih Suryandari (FMIPA), Widiyas Tantri (FIP) dan Zalzuli Fachrur Rohmanu (FBS).
Mereka membuat inovasi memanfaatkan limbah kulit salak agar mempunyai nilai jual tinggi sekaligus mampu meningkatkan nilai tambah petani salak. Berempat menciptakan industri kreatif pemanfaatan kulit salak menjadi aneka kerajinan kulit seperti tas dan dompet. Tekstur kulit yang bergerigi menyerupai kulit ular menjadikan kulit salak memiliki nilai seni yang cukup tinggi.
"Potensi pasar kerajinan kulit masih cukup luas, di dalam negeri maupun mancanegara. Selain itu, Yogyakarta sebagai salah satu kota pariwisata di Indonesia sangat mendukung berkembangnya industri kerajinan kulit salak terutama untuk mendukung perkembangan agrowisata salak di Turi, Sleman," ungkap Asriningsih.
( Agung Priyo Wicaksono / CN32 / JBSM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar