Rabu, 25 April 2012

FESTIVAL KEBAYA, UPAYA PERTAHANKAN TRADISI LOKAL


FESTIVAL KEBAYA, UPAYA PERTAHANKAN TRADISI LOKAL

  • PDFPrintE-mail
Humas - Pelajar yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) memperingati Hari Kartini ke-133. Satu hal yang menarik dari peringatan ini, mereka diajak untuk mengenal lebih jauh potensi dan tradisi local, agar tetap kekal di tengah derasnya era modernisasi.
Peringatan Kartini, bukan mengedepankan emansipasi yang membabi buta. Tapi lebih utama mempertahankan tradisi. Wujud dari itu, IPPNU menggelar Festival Kebaya ala IPPNU 2012. “Akibat efek negative modernisasi, banyak generasi muda yang lari dari tradisi. Namun IPPNU berupaya untuk mempertahankan tradisi yang adiluhung,” papar Ketua Pimpinan Cabang (PC) IPPNU Alimatul Khasanah di sela Festival Kebaya Minggu (22/4).

Korban pemerkosaan, lanjut Alin, panggilan akrabnya, akibat perempuan terlalu fulgar memamerkan aurat. “Kebaya, pakaian yang sangat Islami ketimbang rok mini ataupun celana ketat,” tuturnya.
Dalam festival ini, lanjutnya, peserta tidak hanya gemulai dalam menampilkan pakaian kebayanya. Tetapi juga di tes kecerdasannya dalam mengarang artikel tentang Kartini era kini dalam bahasa Brebesan. 
Juga di uji tentang kepiawaiannya dalam ilmu pengetahuan alam maupun social. “Selain pelajar harus mengetahui kondisi masyarakatnya, juga harus cerdas, kreatif dan berakhlakul karimah,” tutur Alin.
Sebanyak 34 peserta utusan dari 17 Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPPNU se Kabupaten Brebes ikut ambil bagian dalam Festival Kebaya ala IPPNU. Bertindak sebagai dewan Juri Moh Khumaedi (Komite Sastra Dewan Kesenian Brebes), Ning Khambali (TP PKK Kab Brebes) dan Eti Ariyani Tri Sasanti (Sanggar Salon Muslimah Mafaza Brebes)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar