Terobosan Polri Untuk Selesaikan Masalah Sosial
Tribunnews.com - Jumat, 20 Januari 2012 04:09 WIB
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Presiden
Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, bersama Kapolri, Timur
Pradopo, membuka Rapat Pimpinan Polri, yang digelar di Gedung Rupatama,
Mabes Polri, Jakarta, Selasa (17/1/2012). Polri melakukan konsolidasi
dengan menggelar Rapat Pimpinan yang dibuka hari ini oleh Presiden, dan
akan berlangsung selama 3 haridari 17 sampai 20 januari mendatang.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam Rapat Pimpinan (Rapim) Polri 2012 dibahas segala pemasalahan sosial yang berujung pada kerusuhan yang akhirnya menimbulkan korban jiwa baik dari masyarakat maupun polisi. Untuk itu Polri di tahuan 2012 ini akan mendeteksi permasalahan sosial mulai dari hulunya sebeluim terjadinya aksi anarkisme yang memaksa polisi untuk beradu fisik.
“Penanganan-penanganan masalah sosial yang berujung pada hal-hal yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat dimana Polri dalam menyelesaikan itu banyak menjadi objek kritikan masyarakat, itu satu diantaranya yang menjadi analisis dimana tahun 2012 ini akan lebih baik,” ungkap Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo di PTIK, Jakarta Selatan, Rabu (19/1/2012).
Menurut Timur, banyak hal-hal yang harus ditindak lanjuti satuan kewilayahan, diantaranya bagaimana memetakan permasalahan sosial yang awalnya bukan tugas polisi. Sehingga Polri menganggap perlu melakukan kejasama dengan instansi lintas sektoral untuk bisa mendeteksinya lebih dini sebelum berujung pada konflik tebuka.
Apakah itu pemasalahan sosial keagamaan atau masalah sosial perekonomian, termasuk masalah perburuhan, pertambangan, dan sebagainya. “Itulah yang kita bicarakan dan evaluasi, untuk bagaimana penanganannya tahun 2012,” ucapnya.
Terobosan yang dibuat Polri untuk menghadapi permasalah sosial yang akhir-akhir ini adalah dengan mengoptimalkan peran serta masyarakat bagaimana mengelola permasalahan di masyarakat itu sendiri itu. Polri akan mengikuti dari awal setiap gejala pemasalahan sosial yang akan berujung pada kerusuhan.
“Harus kita olah bersama-sama. Kita kedepankan institusi yang punya tanggungjawab itu, kemudian kita perankan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh ulama, tokoh pemuda untuk bagaimana memberikan pengertian tidak main hakim sendiri, semua kita berikan solusi, bila ada pelanggaran hukum kita proses itu. Sekali lagi kita tanpa bantuan masyarakat, tanpa peran masyarakat menangani permasalahn ini akan selalu berujung pada konflik,” ungkap Timur.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam Rapat Pimpinan (Rapim) Polri 2012 dibahas segala pemasalahan sosial yang berujung pada kerusuhan yang akhirnya menimbulkan korban jiwa baik dari masyarakat maupun polisi. Untuk itu Polri di tahuan 2012 ini akan mendeteksi permasalahan sosial mulai dari hulunya sebeluim terjadinya aksi anarkisme yang memaksa polisi untuk beradu fisik.
“Penanganan-penanganan masalah sosial yang berujung pada hal-hal yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat dimana Polri dalam menyelesaikan itu banyak menjadi objek kritikan masyarakat, itu satu diantaranya yang menjadi analisis dimana tahun 2012 ini akan lebih baik,” ungkap Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo di PTIK, Jakarta Selatan, Rabu (19/1/2012).
Menurut Timur, banyak hal-hal yang harus ditindak lanjuti satuan kewilayahan, diantaranya bagaimana memetakan permasalahan sosial yang awalnya bukan tugas polisi. Sehingga Polri menganggap perlu melakukan kejasama dengan instansi lintas sektoral untuk bisa mendeteksinya lebih dini sebelum berujung pada konflik tebuka.
Apakah itu pemasalahan sosial keagamaan atau masalah sosial perekonomian, termasuk masalah perburuhan, pertambangan, dan sebagainya. “Itulah yang kita bicarakan dan evaluasi, untuk bagaimana penanganannya tahun 2012,” ucapnya.
Terobosan yang dibuat Polri untuk menghadapi permasalah sosial yang akhir-akhir ini adalah dengan mengoptimalkan peran serta masyarakat bagaimana mengelola permasalahan di masyarakat itu sendiri itu. Polri akan mengikuti dari awal setiap gejala pemasalahan sosial yang akan berujung pada kerusuhan.
“Harus kita olah bersama-sama. Kita kedepankan institusi yang punya tanggungjawab itu, kemudian kita perankan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh ulama, tokoh pemuda untuk bagaimana memberikan pengertian tidak main hakim sendiri, semua kita berikan solusi, bila ada pelanggaran hukum kita proses itu. Sekali lagi kita tanpa bantuan masyarakat, tanpa peran masyarakat menangani permasalahn ini akan selalu berujung pada konflik,” ungkap Timur.
Penulis: Adi Suhendi | Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar