Minggu, 26 Februari 2012 19:11
M Januar
Medan, suarausu-online.com — Nilai-nilai empat pilar negara,
pancasila, UUD 1945, NKRI dan bhineka tunggal ika, semakin meluntur
dalam kehidupan berbangsa saat ini. Melunturnya empat pilar negara ini
ditengarai oleh pengaruh dan penetrasi budaya luar atau globalisasi.
Kondisi masyarakat yang berpikir individualistik dan pragmatis menambah
lunturnya empat pilar negara ini. Melunturnya empat pilar ini
mengakibatkan timbulnya konflik antar agama, suku dan antar golongan.
Hal ini disampaikan Rektor Universitas Negeri Medan dalam acara
Peningkatan Pemahaman Empat Pilat Kehidupan Benegara Sebagai Bentuk
Upaya Memperkokoh Ketahanan Nasional di Hotel Arya Duta, Sabtu (25/2).
“Kalau pilar-pilar itu goyang, keropos tentu semakin lama akan rubuh,”
katanya.
Melunturnya pilar-pilar negara ini dipengaruhi tidak ditanamkannya
empat pilar secara serius dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Sehingga
generasi muda tidak paham akan identitas negara mereka sendiri. “Masih
adakah pilar-pilar kalau negara sendiri menghancurkan negara itu
sendir,” kata Ichwan Azhari, sejarawan, yang menjadi pemateri dalam
acara tersebut.
Ichwan juga menyayangkan lembaga pendidikan yang menjauhkan generasi
muda dari empat pilar negara tersebut. “Sangat sayang sekali murid
jurusan IPA tidak mempelajari sejarah. Terus berapa banyak orang Sumut
(Sumatera Utara) yang tahu kalau Soekarno pernah diasingkan di
Berastagi?” katanya. Ia menambahkan sebaiknya empat pilar negara
tersebut telah ditanamkan sejak dini kepada masyarakat agar mengetahui
jati diri negaranya.
Menguatnya empat pilar negara dinilai dapat memperkuat ketahanan
nasional dari ancaman budaya luar dalam memnajaga identitas suatu
bangsa. Wakil Ketua MPR RI, Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan kuat atau
lemahnya empat pilar negara ini memengaruhi kedaulatan suatu negara tak
hanya dari segi geografis melainkan budaya, sosial dan politik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar