Minggu, 19 Februari 2012

Bangsa Kita Harus Rukun dan Bersatu

Jakarta | Wednesday, 08 February 2012 | Friederich Batari | 0 komentar | A | A | A
SBY: Bangsa Kita Harus Rukun dan Bersatu
Haryanto
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Jurnas.com | BANGSA kita harus bertambah rukun dan bersatu. Masyarakat kita, harus makin bersemangat untuk memberikan peran konstruktif dalam pembangunan. "Jika kita rukun dan bersatu, Insya Allah, kita akan menjadi bangsa yang makin kuat, makin sejahtera, dan makin bermartabat," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya pada Perayaan Cap Go Meh Bersama Ke-5 tahun 2012 di Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/2) malam.

Presiden menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi kepada segenap masyarakat Tionghoa, atas peran aktifnya dalam berbagai bidang. "Saya juga ingin menyampaikan ucapan selamat kepada 10 orang etnis Tionghoa yang memperoleh penghargaan Apresiasi CSR Sejahtera 2012," katanya.

Presiden juga mengajak masyarakat Tionghoa, terutama yang bergerak di dunia usaha, untuk mewujudkan kepedulian kepada sesama warga bangsa, dengan meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) secara luas dan berkelanjutan.

Negeri ini, lanjut Kepala Negara, memerlukan kesetiakawanan dan persaudaraan yang tinggi. Yang kaya membantu yang miskin, yang kuat membantu yang lemah. "Saya juga mengajak saudara-saudara untuk mensinergikan dunia usaha dengan agenda besar pemerintah, untuk mempercepat dan memperluas pembangun-an ekonomi yang menyejahterakan masyarakat kita," katanya.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Presiden mengucapkan selamat merayakan Cap Go Meh kepada pimpinan dan Keluarga Besar Forum Bersama Indonesia-Tionghoa dan seluruh etnis Tionghoa di seluruh Tanah Air.
 
Jakarta | Friday, 17 February 2012 | Friederich Batari | 0 komentar | A | A | A
Panglima TNI: Indonesia Hadapi Banyak Persoalan
Situs Resmi Mabes TNI / Mabes TNI
Persoalan itu bersumber pada penegakkan hukum, masalah keamanan nasional dan masalah transportasi.

Jurnas.com | DITENGAH kondisi perekonomian Indonesia yang mulai membaik, kondisi nasional Indonesia sedang menghadapi berbagai macam persoalan. Persoalan itu bersumber pada penegakkan hukum, masalah keamanan nasional dan masalah transportasi.

Demikian sambutan tertulis Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono yang dibacakan Komandan Komando Pendidikan Angkatan Udara Marsekal Muda TNI Bagus Puruhito pada upacara bendera 17-an di Lapangan Upacara, Jumat (17/2).

Pada upacara ini juga hadir Wakil Komandan Kodikau Marsekal Pertama TNI M. Nurullah, Komandan Satuan Jajaran wilayah Jakarta, seluruh personel Kodikau dan PNS serta jajaran.

Menurut Panglima TNI, berbagai permasalahan tersebut mengakibatkan menurunnya kepercayaan masyarakat kepada aparat penegak hukum maupun pemerintah. Bahkan dapat menjadi faktor kerawanan potensial, rasa ketidakadilan dan ketidakpercayaan sehingga mudah memprovokasi dan mengubah masyarakat awam menjadi anarkistis yang dapat memicu terjadinya konflik sosial, baik secara horizontal, komunal maupun vertikal.

Oleh karena itu, Panglima TNI meminta prajurit dan PNS TNI senantiasa siap mengorbankan diri demi kejayaan serta tetap utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prajurit dan PNS TNI juga dituntut untuk mampu menilai dan bersikap tegas terhadap setiap indikasi dan kecenderungan yang mengundang kerawanan serta ancaman, yang hendak mengganggu stabilitas nasional, apalagi yang membahayakan keutuhan NKRI.

Lebih lanjut, Panglima TNI mengharapkan TNI harus senantiasa bersikap waspada sekaligus antisipatif agar dapat melaksanakan tugas pokok dengan sebaik-baiknya. selain itu, turut serta menjaga dan memelihara stabilitas nasional guna menjamin kesinambungan pembangunan nasional.

“Untuk itu disiplin, dedikasi, loyalitas, soliditas dan solidaritas prajurit TNI harus senantiasa optimal serta prima,” katanya seperti dilansir dalam siaran pers Dinas penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau) yang diterima Jurnal Nasional, Jumat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar