Pendidikan Karakter
Romo Maryo: Rasa Malu Sudah Hilang
Sonya Helen Sinombor | Nasru Alam Aziz | Senin, 20 Februari 2012 | 22:32 WIB
Dibaca: 2827
Kompas/Sonya Hellen Sinombor
Ign Sumarya SJ
SEMARANG, KOMPAS.com --
Maraknya praktik korupsi dan tindak kejahatan di Tanah Air akhir-akhir
ini menunjukkan rendahnya budi pekerti masyarakat. Kemerosotan moral ini
terjadi karena dipengaruhi sistem pendidikan selama ini yang lebih
berorientasi membuat orang menjadi pandai, bukan menjadi orang yang
baik.
"Pelajaran-pelajaran di sekolah lebih banyak menghafal
ketimbang melakukan eksplorasi," ujar Ign Sumarya SJ, Rektor Seminari
Menengah Santo Petrus Canisius Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, Senin
(20/2/2012). Ia berbicara dalam diskusi terbatas dengan Kompas Perwakilan Jawa Tengah, TV Borobudur, Warta Jawa Tengah, dan Radio Sonora Semarang, di Semarang, Jawa Tengah.
Dalam
diskusi tersebut, Sumarya yang akrab disapa Romo Maryo mengungkapkan
keprihatinan yang mendalam menyaksikan praktik korupsi yang makin marak.
Menurut dia, budaya malu sudah hilang. Yang lebih memprihatinkan,
praktik-praktik korupsi tersebut paling banyak terjadi pada
lembaga-lembaga yang seharusnya menjadi contoh dan teladan, seperti
lembaga pendidikan dan agama.
Menurut Romo Maryo, praktik korupsi
marak karena dipengaruhi mentalitas konsumtif. "Nilai-nilai kejujuran
tidak lagi dipegang. Nilai-nilai kejujuran yang dulu ada dalam
kehidupan masyarakat hilang. Kebudayaan lokal kini kurang dihargai.
Padahal dari budaya itulah kita belajar banyak hal mulai dari bagaimana
merasakan, berpikir, hingga bagaimana bertindak," paparnya.
Ia
berharap pendidikan di Tanah Air kembali berorientasi pada nilai-nilai
spiritual yang mendorong orang menjadi baik, bukan hanya menjadi pandai.
"Pendidikan itu proses dari nol sampai berkembang, jadi bukan cetakan
semata," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar