KAMIS, 15 DESEMBER 2011 05:43 WIB
Pengikut wahabi garis keras dari Novi Pazar Bosnia yang menembak kedutaan Amerik beberapa waktu lalu.
LENSAINDONESIA.COM: Menteri Agama Suryadharma Ali medorong agar ulama berkonstribusi aktif dalam menyelesaikan persoalan bangsa dan negara. Peran serta ulama merupakan cerminan dari ajaran Islam yang universal. “Ulama harus berada di garda terdepan,” katanya, saat membuka Halaqah Ulama wilayah Jawa bagian barat, di Jakarta, Selasa (13/12/2011) kemarin.
LENSAINDONESIA.COM: Menteri Agama Suryadharma Ali medorong agar ulama berkonstribusi aktif dalam menyelesaikan persoalan bangsa dan negara. Peran serta ulama merupakan cerminan dari ajaran Islam yang universal. “Ulama harus berada di garda terdepan,” katanya, saat membuka Halaqah Ulama wilayah Jawa bagian barat, di Jakarta, Selasa (13/12/2011) kemarin.
Menurutnya, posisi ulama pada era globalisasi dan reformasi dihadapkan dengan berbagai tantangan. Sebagai pewaris Nabi, kedudukan ulama jangan sampai bergeser. Ulama harus tetap menjadi panutan dan teladan. Tidak hanya sebagai rujukan di bidang agama, tetapi ulama juga dituntut mampu memberi contoh, baik dalam kehidupan sosial bermasyarakat, pendidikan, maupun ekonomi.
Forum halakah merupakan momentum penting untuk meneguhkan peran tersebut. Ia berharap, rekomendasi yang dihasilkan menyentuh akar persoalan dan bisa direalisasikan.
Menurut Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Abdul Djamil, ulama perlu tampil ke depan kembali dalam rangka mengembalikan wajah Islam Indonesia yang damai, cerdas, dan berkeadaban. Sepanjang sejarah, peranan mereka sangat krusial dalam membangun bangsa dan negara. Mereka mampu memengaruhi tatanan keagamaan, sosial, politik, dan bahkan ekonomi.
Ia menyebut salah satunya pada awal kemerdekaan, antara 1945-1968. Ketika itu, bangsa memerlukan penumbuhan rasa kebangsaan, persatuan, dan semangat membangun bangsa dari kungkungan kolonialisme dan imperealisme. Dalam konteks itu, secara langsung atau tidak langsung mereka berperan menjaga integrasi nasional.
“Dengan hati dingin, tidak justru `memprovokasi` umat agar jatuh pada pilihan ekstrem,” katanya pada lensaindonesia, Kamis (15/12/2011) di Jakarta.
Menurutnya, ada dua persoalan penting menanti konstribusi aktif ulama, yaitu inisiatif dalam mengentaskan umat dari derita kemiskinan. Salah satu permasalahan yang menjadi akar kekerasan, radikalisasi, dan terorisme adalah persoalan kemiskinan yang masih melanda sebagian besar umat. Kemiskinan memaksa orang untuk menghalalkan segala cara dalam mendapatkan kehidupan. adrian/LI-06
Editor: Andrean
Rubrik : headline lensademokrasi , HOTNEWS DPR RI , lensaDEMOKRASI , Terkini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar