Indonesian Dinner PPI Groningen: Perkenalkan Budaya Indonesia
HL | 18 February 2012 | 08:31Dibaca: 478 Komentar: 20 2 dari 3 Kompasianer menilai bermanfaat
Sebelas penari perempuan dengan berpakaian serba gemerlap memasuki panggung. Sambil menyanyi, mereka menggerakkan tangan dan berkeliling berputar. Lantas mereka duduk berjajar dengan kostum berwarna selang-seling, 6 penari berbaju warna dominan kuning dan sisanya berwarna dominan merah. Mereka terdiam sejenak sampai ada aba-aba dari seorang penyanyi yang berdiri di samping panggung. Nyanyian itu ibarat sebuah perintah untuk memulai sebuah gerakan yang berirama. Penonton terdiam. Mereka terpukau dengan gerakan-gerakan yang dibuat oleh 11 orang penari Saman. Dengan sangat atraktif, para penari tersebut memainkan beberapa gerakan sambil sesekali berteriak. Begitu tarian usai, riuh tepuk tangan memenuhi aula.
Pertunjukkan tari Saman di atas tidak sedang dimainkan di sebuah daerah di Indonesia. Tari khas Aceh tersebut menjadi salah satu andalan pertunjukkan pada ajang Indonesian Dinner yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia di Groningen (PPI-G). Mengulang kesuksesan tahun 2011, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Groningen (PPI-G) mengadakan Indonesian Dinner tahun 2012. Kegiatan yang diselenggarakan di Treslinghuis, Groningen ini merupakan salah satu kegiatan terstruktur kepengurusan PPI-G tahun 2011-2012 di bawah kepemimpinan Bapak Hengky Purwoto. Tiket yang disediakan panitia terjual habis bahkan beberapa orang meski harus masuk di daftar tunggu kalau ada pemesan tiket yang batal mengikuti Indonesian Dinner.
Acara Indonesian Dinner yang telah dipersiapkan oleh panitia yang dikomandoi oleh Ibu Awalia Febriana kali ini sangatlah istimewa. Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Y.M. Ibu Retno L.P. Marsudi beserta dengan rombongan termasuk Atase Pendidikan KBRI, Bapak Ramon Mohandas turut hadir dan duduk di jajaran para tamu undangan. Meja-meja yang dipersiapkan oleh panitia juga tampak dipenuhi oleh para tamu undangan yang berasal dari berbagai kalangan internasional di Groningen, seperti perwakilan dari Universitas Groningen, Red Cross, organisasi pemerintah, awak media hingga para mahasiswa internasional yang sedang menempuh pendidikan di Groningen. Sekitar 114 tamu hadir untuk memeriahkan Indonesian Dinner 2012 ditambah para pelajar dan masyarakat Indonesia yang ada di Groningen yang juga turut menyemarakkan Indonesian Dinner 2012.
Indonesian Dinner tahun ini sangat meriah. Acara terbagi menjadi 3 bagian utama yaitu bagian pembukaan, sesi makan malam , dan sesi pagelaran seni. Pada bagian pembukaan, Ketua PPIG Bapak Hengky Purwoto dan Ibu Retno Marsudi memberikan kata sambutan sekaligus memberikan apresiasi untuk penyelenggaraan Indonesian Dinner tahun ini. Selanjutnya, para tamu dimanjakan dengan suguhan makanan, minuman dan penganan khas Indonesia. Mereka dipuaskan dengan jahe serbat, soto lamongan, rendang daging, tahu dan tempe bacem, tumis buncis udang, palu butung, klepon, panada, kue lumpur kentang dan sosis solo. Pagelaran seni dimeriahkan dengan musik, tari Ondel-Ondel, Tari Cendrawasih dan Tari Saman. Dengan membeli tiket 10 euro, para tamu bisa menikmati berbagai macam makanan khas Indonesia tersebut beserta dengan hiburan yang dimainkan dengan sangat memikat. Ibu Retno Marsudi dan pihak KBRI juga mendukung penuh acara ini dan diharapkan melalui acara tersebut, tidak saja mempromosikan menu-menu kuliner Indonesia dan beragam kebudayaan Indonesia namun juga sebagai langkah untuk meningkatkan kerjasama dan investasi di Indonesia.
Untuk memperkenalkan menu-menu yang terhidang, Esther dan Titah selaku pembawa acara memaparkan beberapa informasi terkait dengan menu-menu yang akan dinikmati oleh para tamu di acara Indonesian Dinner. Selain itu, mereka juga memberikan gambaran mengenai data-data dan informasi umum tentang Indonesia sehingga para tamu dapat kenal dan tertarik dengan Indonesia. Para tamu terlihat sangat antusias mendengarkan paparan tersebut sambil menikmati hidangan yang disajikan oleh para mahasiswa di Groningen.
Hiburan-hiburan yang disajikan menambah semarak acara Indonesian Dinner. Mereka yang tampil pada malam itu telah berlatih selama sebulan untuk menghasilkan tontonan yang enak dipandang mata. Edmund, seorang mahasiswa dari Inggris, turut membantu kelancaran acara kali ini melalui permainan pianonya yang menawan mengiringi paduan suara yang menyanyikan lagu-lagu daerah Indonesia. Walaupun belum pernah pergi ke Indonesia, Edmund sangat tertarik dengan Indonesia. Setelah menyantap makanan, dia menyatakan betapa enak makanan yang disajikan pada Indonesian Dinner PPI-Groningen.
Edmund mengiringi para penyanyi melantunkan lagu Yamko Rambe Yamko yang disusul deng an lagu Zamrud Khatulistiwa yang pernah dipopulerkan oleh Alm. Chrisye. Theo dan Gina yang memiliki suara emas, meyanyikan lagu tersebut dengan penuh penjiwaan. Dengan dukungan dari paduan suara mahasiswa PPI-Groningen yang berpakaian adat, nyanyian Zamrud Khatulistiwa menjadi sangat hidup menggambarkan bagaimana keindahan, kekayaan dan pesona kepulauan Indonesia.
Sebelum acara ditutup, Esther memandu para tamu untuk belajar menari sajojo. Ibu Retno Marsudi ikut naik ke atas panggung bersama dengan mahasiswa Indonesia yang lain untuk memeragakan tarian sajojo. Para tamu undangan juga terlihat antusias menirukan joget sajojo. Walaupun masih kelihatan kesulitan menirukan gerakan sajojo, para tamu tetap antusias berpartisipasi menggerakkan kaki dan badan. Selepas acara, bahkan beberapa mahasiswa internasional terlihat bercakap-cakap dengan para penari saman lantas menirukan beberapa gerakan yang cukup menarik perhatian. Lensa kamera langsung mengabadikan peristiwa yang menarik itu.
Betapa bangga menjadi warga Indonesia. Bisa mempromosikan kekayaan budaya Indonesia merupakan sebuah kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Indonesia sangat kaya akan budaya yang adiluhung yang dimiliki oleh beragam suku bangsa yang tersebar di Kepulauan Nusantara. Masing-masing suku bangsa, memiliki budaya khas yang merefleksikan karakter mereka. Dengan kekayaan budaya itu, mengantarkan Indonesia sebagai salah satu negara besar yang dibicarakan oleh masyarakat dunia. Budaya yang adalah warisan nenek moyang itu perlu terus dilestarikan supaya tidak punah oleh perkembangan zaman. Selain itu, budaya yang beragam tersebut harus tetap dipromosikan supaya dikenal tidak saja oleh masyarakat Indonesia sendiri tetapi juga masyarakat internasional.
PPI-Groningen selaku perhimpunan mahasiswa Indonesia memiliki sebuah tanggung jawab dan berperan strategis sebagai duta budaya di Groningen pada khususnya dan Negeri Belanda pada umumnya. Kehadiran mereka di tengah-tengah masyarakat internasional memegang peranan penting untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat di luar negeri. Gelaran Indonesian Dinner yang telah berhasil diselenggarakan dengan sukses pada hari Jumat 17 Februari 2012 di Treslinghuis Groningen merupakan sebuah langkah positif bagi pembangunan dan perkenalan kebudayaan Indonesia di pergaulan internasional. Acara ini bisa menjadi sebuah ajang untuk mengembangkan potensi dan minat para mahasiswa terhadap pelestarian budaya Indonesia dan sekaligus sebagai sebuah inspirasi bagi mereka yang memiliki tanggung jawab terhadap budaya Indonesia yang adiluhung.
Semoga Indonesian Dinner 2012 ini adalah sebuah langkah bagi kesinambungan budaya Indonesia dan dapat diikuti oleh kelompok dan komunitas lain dengan sebuah tekad untuk mencintai dan melestarikan budaya Indonesia, sebagaimana motto yang diangkat pada Indonesian Dinner kali ini; Dari Kita Untuk Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar