Peneliti sejarah rancang
ILustrasi Walisongo (Istimewa)

Surabaya (ANTARA Bengkulu) - Sembilan peneliti sejarah dari berbagai universitas di Indonesia merancang "kitab emas" atau "buku babon" tentang sejarah walisongo yang berdasarkan penelitian sejarah.

"Ya, saya kebagian menulis sejarah tentang Sunan Giri, tapi setiap sunan ada satu peneliti yang menulisnya," kata Guru Besar Sejarah IAIN Sunan Ampel Surabaya Prof Dr Ali Mufrodi kepada ANTARA di Surabaya, Sabtu.

Staf pengajar Fakultas Adab IAIN Surabaya itu mengemukakan hal itu di sela-sela sarasehan untuk mengkaji ulang kitab rancangan ke-9 peneliti itu dengan mengundang trah/keturunan, juru kunci, dan yayasan terkait sunan.

Selain dirinya, kata mantan Dekan Fakultas Adab IAIN Surabaya itu, peneliti sejarah lain yang terlibat antara lain Prof Aminudin Kasdi dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang menulis sejarah Sunan Drajat.

Selain itu, Prof Dr Singgih dari Universitas Diponegoro (Undip) yang menulis sejarah Syekh Maulana Malik Ibrahim, dan Prof Dr Fatchan dari Universitas Malang (UM) yang menulis sejarah Sunan Bonang.

"Ada pula Prof Tajurrizal dari Universitas Darul Ulum (Undar), Jombang, yang menulis sejarah Sunan Ampel, tapi tulisan beliau belum masuk dalam draft penulisan, termasuk Sunan Gunung Jati juga belum, tapi jumlahnya sudah 250-an halaman. Kalau lengkap mungkin 350-an halaman," katanya.

Menurut dia, "kitab emas" walisongo itu merupakan hasil penelitian sejak tahun 1975 hingga disertasi terbaru. 

"Yang jelas, kitab emas itu mendekati ensiklopedia, penelusuran jasa para sunan, dan menghindari 'magic' dengan meluruskan sejarah melalui trah/keturunan para sunan itu," katanya.

Oleh karena itu, penulisan "kitab emas" walisongo yang digagas bersama antara Masyarakat Sejarahrawan Indonesia (MSI), Akademi Kebangsaan Jakarta yang dipimpin penulis biografi sejarah Nurinwa Ki S. Hendrowinoto, dan IAIN Sunan Ampel Surabaya itu mengundang trah para sunan untuk "meneliti" tulisan mereka.

"Kami mengajak diskusi trah para sunan itu pada Jumat-Sabtu (16-17/3) untuk penyempurnaan, lalu akan disepakati rencana penerbitannya. Insyaallah, kitab emas walisongo akan tuntas dan siap terbit pada hari raya Idul Fitri tahun ini," katanya.

Ia menambahkan Walisongo (sembilan wali) merupakan figur sejarah yang kisah kehidupan mereka sering dikaitkan dengan legenda atau mitos-mitos yang bersumber dari tradisi lisan.

"Tapi, para wali yang tidak semuanya hidup sezaman itu telah memainkan peranan yang sangat penting dalam proses peng-Islaman Nusantara, khususnya Tanah Jawa, juga terlibat dalam kehidupan sosial politik, dan bahkan memiliki gagasan dalam pengembangan kebudayaan, dan menghasilkan karya kesenian, tata ruang dan seni bangunan (arsitektur)," katanya.

(T.E011/M026)
Editor: Awi
COPYRIGHT © 2012