Selasa, 20 Maret 2012

AKSI KRIMINALITAS Bersenjata Api, Penjahat Kian Brutal



AKSI KRIMINALITAS
Bersenjata Api,
Penjahat Kian Brutal


Bambang Widodo Umar, Pengamat Kepolisian
yang juga staf Pengajar Universitas Indonesia
Senin, 19 Maret 2012
JAKARTA (Suara Karya): Peristiwa tewasnya wartawan senior TVRI, Djuli Elfano (47), dalam insiden upaya pencurian kendaraan bermotor roda dua di depan rumahnya di Vila Bintaro Indah RT 007/RW 011 Blok B4/2A, Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (17/3), menunjukkan penjahat makin brutal dan peredaran senjata api ilegal masih marak.
Penilaian masih maraknya peredaran senjata ilegal itu dikemukakan pengamat kepolisian yang juga staf pengajar Universitas Indonesia, Bambang Widodo Umar. Ia tidak melihat aksi penembakan itu terkait dengan rencana kenaikan harga BBM yang akan dilakukan pemerintah tanggal 1 April mendatang. Juga tidak terkait dengan masalah kemiskinan.
Bambang lebih condong menyebutkan aksi penembakan itu karena ulah brutal pelaku kejahatan yang makin merasa yakin, aksi mereka bisa berjalan baik karena dibekali senjata api ilegal itu.
Bambang mengatakan, maraknya kejahatan menggunakan senjata api merupakan akibat dari lemahnya pengawasan terhadap senjata api. Kepolisian harus memiliki prosedur untuk memetakan (maping) peredaran senjata api (senpi). Langkah itu merupakan salah satu upaya penting untuk meredam aksi perampokan sejata api yang marak belakangan ini.
Menurut Bambang, sistem pengawasan senpi oleh aparat kepolisian dan negara sering tidak akurat. Padahal, pengawasan itu penting mengingat Indonesia memiliki banyak potensi untuk penyebaran senjata api ilegal.
Di antaranya adalah dengan penyelundupan senpi dari luar negeri dan sisa-sisa senjata api dari daerah konflik. Belum lagi dengan produksi industri senjata rumahan tanpa izin. Kepolisian harus membangun sistem pengawasan yang bisa menjaring seluruh potensi penyebaran senjata api ilegal.
Bambang berpendapat, kemampuan penjahat menggunakan senpi menunjukkan pelakunya sudah terlatih. "Menggunakan senjata api itu, kan, tidak mudah. Saya saja yang mantan polisi masih takut memegang jenis senjata," ujar Bambang kepada Suara Karya di Jakarta, Minggu (18/3).
Aksi penambakan itu juga membuat geram banyak kalangan, termasuk Ketua DPR Marzuki Alie. Ia mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas kasus itu.
"Polisi harus mengusut aksi penembakan ini. Polisi juga harus menginvestigasi asal senjata api di tangan penjahat," ujarnya.
Sementara itu, wartawan dari berbagai media elektronik, cetak, dan online menggelar aksi solidaritas atas meninggalnya wartawan TVRI Djuli Elfano. Dalam aksinya, para jurnalis mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut dengan bukti-bukti yang kuat.
"Diharapkan, aparat kepolisian bisa mengusut tuntas kasus ini, bukan hanya menyimpulkan aksi tembak itu sebagai murni pelaku curanmor, melainkan lebih luas lagi, mengungkap kejahatan bersenjata api yang makin lama makin meresahkan masyarakat," kata Darussalam, koordinator aksi.
Menurut dia, kejadian penembakan terhadap jurnalis secara tidak langsung menjadi ancaman bagi pewarta dalam bertugas mencari berita untuk memberi fakta untuk masyarakat.
Kasat Reskrim Poltres Jakarta Selatan AKBP Budi Irawanmengatakan, kesimpulan sementara insiden penembakan terhadap Djuli Elfano di Tangerang Selatan murni pencurian dengan kekerasan. "Belum ada indikasi motif dendam. Untuk sementara ini, dugaan pencurian dengan kekerasan (Pasal 365). Tapi kan motornya nggak jadi diambil," kata Budi Irawan.
Polsek Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten, telah membentuk tim untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan yang menyebabkan tewasnya Djuli Elfano. Namun hingga kemarin belum dapat diperoleh hasil yang signifikan dari pengejaran yang dilakukan. "Kami masih menyelidiki kasus ini," kata Kapolsek Ciputat Komisaris Polisi Alip di Tangerang.
Minggu (18/3), keluarga memakamkan jenazah Djuli Elfano di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Ibu Djuli Elfano tak sanggup menahan duka saat melihat jenazah anaknya. Dia sempat pingsan sebelum jenazah diberangkatkan dari rumah duka di Jalan Kalimantan, Vila Bintaro Indah. (Sadono)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar