Jakarta - Aneka kebudayaan Indonesia begitu kaya, mendorong Adi Wastra untuk memperkenalkan kebudayaan daerah melalui pameran-pameran nasional. Adi Wastra pada 2012 akan memperkenalkan kain tenun agar lebih dikenal masyarakat.
“Indonesia memiliki koleksi kain beraneka ragam yang berbasis budaya lokal, dan perlu ditunjukkan ke masyarakat, terutama dalam bentuk kain adat. Tidak hanya kain batik, tetapi juga kain tenun," ujar Bati Lestari, Wakil Ketua Penyelenggara Pameran Kain Tradisional Unggulan Nusantara yang dipelopori Adi Wastra Indonesia, di Jakarta, Rabu (15/2).
Adi Wastra bermula dari sebuah komunitas ibu-ibu yang mencintai kain adat nusantara. Pada tahun kelima ini, Adi Wastra mengangkat tema “Dari Kearifan Lokal, Menuju Kreasi Berpotensi Global”. Pameran ini berlangsung pada 15-19 Februari 2012, di Hall A dan B, Balai sidang Jakarta (JCC).
Menurut Lestari, hal yang spesial dari tahun ini, adalah lebih menonjolkan tenun. Alasannya, kain tenun punya cita rasa yang tinggi, namun masyarakat kurang memberikan apresiasi terhadap tenun.
Lestari mengatakan, sebagaimana halnya batik, tenun juga memiliki variasi pewarnaan yang banyak, seperti jumputan, sasirangan dan sebaginya. Proses pembuatan tenun juga melalui proses yang panjang. Hal itu yang membuat kain tenun bernilai tinggi.
Pada kesempatan ini, Adi Wastra juga menampilkan kain tenun yang berusia ratusan tahun. Meski begitu, di beberapa outlet ada juga yang menjual batik, perhiasan, baju daerah, dan sebagainya.
Pameran ini diikuti berbagai perusahaan binaan dari berbagai wilayah, seperti Kalimantan, Jawa, Sumatra, dan daerah lainnya di Indonesia.
“Peserta pameran terdiri dari 400 perusahaan dari seluruh Indonesia. Sebagian besar sudah menjadi peserta langganan pameran. Kami juga menjaring beberapa perusahaan mitra binaan dari BUMN dan Kementrian yang ada” ujar Igad, Direktur Operasional Pameran.
“Pameran kali ini, kami menargetkan sekitar 50 ribu pengunjung. Penyelenggara juga mengadakan beberapa kegiatan untuk pengunjung pameran, antara lain pelatihan melukis diatas kain dan beberapa acara-untuk anak-anak.” tambah Igad. [WS]
“Indonesia memiliki koleksi kain beraneka ragam yang berbasis budaya lokal, dan perlu ditunjukkan ke masyarakat, terutama dalam bentuk kain adat. Tidak hanya kain batik, tetapi juga kain tenun," ujar Bati Lestari, Wakil Ketua Penyelenggara Pameran Kain Tradisional Unggulan Nusantara yang dipelopori Adi Wastra Indonesia, di Jakarta, Rabu (15/2).
Adi Wastra bermula dari sebuah komunitas ibu-ibu yang mencintai kain adat nusantara. Pada tahun kelima ini, Adi Wastra mengangkat tema “Dari Kearifan Lokal, Menuju Kreasi Berpotensi Global”. Pameran ini berlangsung pada 15-19 Februari 2012, di Hall A dan B, Balai sidang Jakarta (JCC).
Menurut Lestari, hal yang spesial dari tahun ini, adalah lebih menonjolkan tenun. Alasannya, kain tenun punya cita rasa yang tinggi, namun masyarakat kurang memberikan apresiasi terhadap tenun.
Lestari mengatakan, sebagaimana halnya batik, tenun juga memiliki variasi pewarnaan yang banyak, seperti jumputan, sasirangan dan sebaginya. Proses pembuatan tenun juga melalui proses yang panjang. Hal itu yang membuat kain tenun bernilai tinggi.
Pada kesempatan ini, Adi Wastra juga menampilkan kain tenun yang berusia ratusan tahun. Meski begitu, di beberapa outlet ada juga yang menjual batik, perhiasan, baju daerah, dan sebagainya.
Pameran ini diikuti berbagai perusahaan binaan dari berbagai wilayah, seperti Kalimantan, Jawa, Sumatra, dan daerah lainnya di Indonesia.
“Peserta pameran terdiri dari 400 perusahaan dari seluruh Indonesia. Sebagian besar sudah menjadi peserta langganan pameran. Kami juga menjaring beberapa perusahaan mitra binaan dari BUMN dan Kementrian yang ada” ujar Igad, Direktur Operasional Pameran.
“Pameran kali ini, kami menargetkan sekitar 50 ribu pengunjung. Penyelenggara juga mengadakan beberapa kegiatan untuk pengunjung pameran, antara lain pelatihan melukis diatas kain dan beberapa acara-untuk anak-anak.” tambah Igad. [WS]