Jumat, 24 Februari 2012
Mengenang Nabi Muhammad SAW
Oleh : Drs. Mimin Sutisna
DI tengah masyarakat saat ini mayoritas umat Islam banyak menggelar kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, mulai masjid-masjid tingkat RW hingga kecamatan, perkantoran serta instansi pemerintah. Banyak hikmah dan manfaat dari mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW dibesarkan di tengah keluarga pemimpin Quraisy dan orang-orang yang istimewa. Namun begitu, pada zaman jahiliah itu Nabi telah berani membuang semua hak-hak istimewa tersebut dan menyamakan dirinya dengan orang-orang biasa sebelum diangkat menjadi rasul dan menerima wahyu. Orang-orang Quraisy tidak dapat menahan kesabaran mereka terhadap seruan Nabi Muhammad SAW. Mereka selalu menyiksa orang yang lemah dan menerima seruan nabi.
Sementara itu, Nabi juga mengingatkan mereka akan datangnya hari kebangkitan. Tidak hanya melarang mereka melampiaskan nafsu syahwat dan perdagangan riba serta menganggap mereka sama dengan para hamba dan orang-orang lemah, Nabi juga menuntut hak yang terdapat dalam harta benda orang kaya bagi para hamba, para fakir dan mereka yang dalam perjalanan.
Selain itu, Rasul adalah Nabi akhir zaman yang membimbing umat manusia ke jalan yang benar dan menauhidkan Allah yang satu. Nama sebenarnya adalah Muhammad bin Abdullah, putra Abdullah dan Aminah.
Keyakinan utuh
Nabi dilahirkan pada 12 Rabiulawal pada Tahun Gajah dan merupakan keturunan Arab Quraisy.
Nabi dijuluki Al-Amin yang berarti jujur berdasarkan kepribadiannya. Sebagai seorang Nabi dan Rasul Allah, tugasnya amat besar dan berat.
Bukan sekadar terpaksa berhadapan dengan umatnya yang sangat kuat menentang ajarannya, Nabi juga yang terdepan menghadapi tentangan yang hebat dari keluarganya sendiri, terutama ayah saudaranya, Abu Lahab.
Tugas ini perlu disertai dengan iman yang teguh dan keyakinan yang utuh kepada Allah agar segala dakwah dapat berjalan dengan lancar tanpa mengenal putus asa. Nabi berkorban segala-galanya termasuk tenaga dan materi.
Kepribadiannya mencerminkan Islam dan menjadi teladan. Demikian kutipan dari sumber perpustakaan Universitas Malaya dalam buku Keagungan Nabi Muhammad SAW (Kepahlawanan dan Keindahan Akhlak Rasulullah SAW) terbitan tahun 2004. Dalam buku karya Abdurrahman Azam itu, Nabi digambarkan sebagai sosok yang dihormati.
Petikan ini merupakan sebagian kecil dari sejarah kehidupan Nabi. Sedangkan falsafahnya jelas, yaitu berpegang teguh pada ajaran Islam.
Karena itu, wajar jika kehidupan Nabi dijadikan bahan kajian dan direnung. Nabi terkenal dengan sifatnya yang berpegang teguh pada ajaran Islam dan menauhidkan Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW dibesarkan di tengah keluarga pemimpin Quraisy dan orang-orang yang istimewa. Namun begitu, pada zaman jahiliah itu Nabi telah berani membuang semua hak-hak istimewa tersebut dan menyamakan dirinya dengan orang-orang biasa sebelum diangkat menjadi rasul dan menerima wahyu. Orang-orang Quraisy tidak dapat menahan kesabaran mereka terhadap seruan Nabi Muhammad SAW. Mereka selalu menyiksa orang yang lemah dan menerima seruan nabi.
Sementara itu, Nabi juga mengingatkan mereka akan datangnya hari kebangkitan. Tidak hanya melarang mereka melampiaskan nafsu syahwat dan perdagangan riba serta menganggap mereka sama dengan para hamba dan orang-orang lemah, Nabi juga menuntut hak yang terdapat dalam harta benda orang kaya bagi para hamba, para fakir dan mereka yang dalam perjalanan.
Selain itu, Rasul adalah Nabi akhir zaman yang membimbing umat manusia ke jalan yang benar dan menauhidkan Allah yang satu. Nama sebenarnya adalah Muhammad bin Abdullah, putra Abdullah dan Aminah.
Keyakinan utuh
Nabi dilahirkan pada 12 Rabiulawal pada Tahun Gajah dan merupakan keturunan Arab Quraisy.
Nabi dijuluki Al-Amin yang berarti jujur berdasarkan kepribadiannya. Sebagai seorang Nabi dan Rasul Allah, tugasnya amat besar dan berat.
Bukan sekadar terpaksa berhadapan dengan umatnya yang sangat kuat menentang ajarannya, Nabi juga yang terdepan menghadapi tentangan yang hebat dari keluarganya sendiri, terutama ayah saudaranya, Abu Lahab.
Tugas ini perlu disertai dengan iman yang teguh dan keyakinan yang utuh kepada Allah agar segala dakwah dapat berjalan dengan lancar tanpa mengenal putus asa. Nabi berkorban segala-galanya termasuk tenaga dan materi.
Kepribadiannya mencerminkan Islam dan menjadi teladan. Demikian kutipan dari sumber perpustakaan Universitas Malaya dalam buku Keagungan Nabi Muhammad SAW (Kepahlawanan dan Keindahan Akhlak Rasulullah SAW) terbitan tahun 2004. Dalam buku karya Abdurrahman Azam itu, Nabi digambarkan sebagai sosok yang dihormati.
Petikan ini merupakan sebagian kecil dari sejarah kehidupan Nabi. Sedangkan falsafahnya jelas, yaitu berpegang teguh pada ajaran Islam.
Karena itu, wajar jika kehidupan Nabi dijadikan bahan kajian dan direnung. Nabi terkenal dengan sifatnya yang berpegang teguh pada ajaran Islam dan menauhidkan Allah SWT.
(Penulis, Kepala Seksi Penerangan Agama Islam pada Kantor Kementerian Agama Kota Bandung)**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar