Kabupaten Brebes Terima Bantuan 25 Miliar untuk Rehabilitasi Sekolah
03/10/2012
Brebes, Jawa Tengah - Sebanyak 501 ruang kelas di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, akan direhabilitasi tahun 2012 ini. Seluruh ruang kelas tersebut didata dari 126 Sekolah Dasar (SD) di Brebes, Jawa Tengah.
Bantuan rehabilitasi diserahkan secara simbolis oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh kepada Wakil Bupati Brebes, Idza Priyanti. Adapun bantuan yang diserahkan Mendikbud adalah sebesar Rp25.930.489.000.
"Dari 800 ruang kelas yang rusak, 500 di antaranya sudah kita bereskan. Tiga ratus lagi pasti diselesaikan oleh pemerintah Kabupaten Brebes," ujar Mendikbud usai meresmikan STKIP dan STIE Islam, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (10/03).
Setelah menyerahkan bantuan, Mendikbud dan Wakil Bupati Brebes langsung meninjau salah satu sekolah yang akan direhabilitasi. Sekolah dengan 186 siswa, SD Margadadi 2 Brebes, akhirnya menjadi target tinjauan.
Kondisi sekolah tersebut memang sudah tidak layak. Atapnya yang terbuat dari anyaman bambu tampak sudah bolong, dan bocor di kala hujan. Siswa tidak lagi belajar di bangunan tersebut. Mereka diungsikan untuk sementara ke madrasah ibtidaiyah terdekat. "Kalau lahannya masih cukup, sekolah yang lama jangan dirobohkan, dijadikan museum saja," ujar Mendikbud kepada para guru di sekolah tersebut. (AR)
Mendikbud Resmikan STIE dan STKIP Islam Bumiayu
03/10/2012
Brebes, Jawa Tengah - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, meresmikan dibukanya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Islam dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Islam Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (10/03).
Peresmian yang ditandai dengan pembukaan layar papan nama ini disaksikan Ketua Dewan Pembina Yayasan Ta'alumul Huda, Yahya A. Muhaimin, yang juga mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1999-2001.
Dalam sambutannya, Mendikbud meminta agar STKIP Islam dan STIE Islam Bumiayu membangun budaya keilmuan dan menjadikan civitas akademikanya menjadi orang-orang terdidik. Ciri orang terdidik, kata Menteri Nuh, adalah orang yang mencari solusi jika bertemu persoalan. "Bukan orang yang mempersoalkan persoalan," ujarnya.
Yahya Muhaimin menyampaikan, setelah STIE dan STKIP nanti berjalan, ia berharap dua lembaga pendidikan itu dapat memberi manfaat bagi masyarakat Bumiayu. Lebih jauh dia menyatakan harapannya agar nanti STIE dan STKIP bisa menjadi universitas. "Kami merasa sangat bersyukur, permintaan kami untuk mendirikan STKIP telah terpenuhi. Semoga dari STIE dan STKIP bisa menjadi universitas," tuturnya.
Pembangunan kedua institusi pendidikan tinggi ini, kata Yahya, telah memakan dana hampir delapan miliar rupiah. Mendikbud pun mengakui, bangunan STIE dan STKIP ini sangat bagus dan dirinya akan terus memberikan dukungan kepada keduanya, sebagai ungkapan terima kasih kementerian karena Bumiayu dengan swadaya telah membantu pemerintah membentuk generasi bangsa.
"Diminta atau tidak diminta, kalau diperkenankan kementerian ingin bekerja sama lebih baik dengan Yayasan Ta'alamulhuda," ujar mantan Rektor ITS ini.
STKIP telah memperoleh izin berdiri sejak tahun 2009, dan tahun 2010 diletakkan batu pertama pembangunannya. Saat ini pembangunan telah selesai dan menerima 500 mahasiswa. Dalam waktu dekat, Ketua Dewan Penyantun Yayasan Ta'alumul Huda, Chaizi Nasucha, akan menyumbang dana sebesar 500 juta untuk membangun mesjid di lingkungan kampus. (AR)
Mendikbud: Pondok Pesantren Ikut Siapkan Generasi Penerus
03/10/2012
Brebes, Jawa Tengah - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyapa dan memberi arahan kepada ribuan santri Pondok Pesantren Al-Hikmah, Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (10/03).
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kunjungan kerja Mendikbud dalam rangka meresmikan STKIP Islam dan STIE Islam Bumiayu, Jawa Tengah. Mendikbud yang didampingi Inspektur Jenderal Haryono Umar, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso, disambut putra pendiri pondok pesantren KH. Masruri Abdul Mughnim, yaitu
Solahuddin Masruri.
Dalam sambutannya, Mendikbud berpesan kepada para santri, agar belajar dengan baik, hormat kepada orang tua, dan menjaga keimanan dan ketaqwaannya. Sebagai generasi yang akan memimpin Indonesia 20-30 tahun mendatang, Menteri Nuh menyampaikan, Kemdikbud akan benar-benar mempersiapkan generasi penerus ini sebagai kado 100 tahun Indonesia merdeka.
"Adik-adik sekarang usianya 10 tahun, 11 tahun, 12 tahun, adalah pemimpin-pemimpin Indonesia pada 2045. Tugas kita adalah mempersiapkan mereka untuk 100 tahun Indonesia merdeka," ujarnya.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kunjungan kerja Mendikbud dalam rangka meresmikan STKIP Islam dan STIE Islam Bumiayu, Jawa Tengah. Mendikbud yang didampingi Inspektur Jenderal Haryono Umar, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso, disambut putra pendiri pondok pesantren KH. Masruri Abdul Mughnim, yaitu
Solahuddin Masruri.
Dalam sambutannya, Mendikbud berpesan kepada para santri, agar belajar dengan baik, hormat kepada orang tua, dan menjaga keimanan dan ketaqwaannya. Sebagai generasi yang akan memimpin Indonesia 20-30 tahun mendatang, Menteri Nuh menyampaikan, Kemdikbud akan benar-benar mempersiapkan generasi penerus ini sebagai kado 100 tahun Indonesia merdeka.
"Adik-adik sekarang usianya 10 tahun, 11 tahun, 12 tahun, adalah pemimpin-pemimpin Indonesia pada 2045. Tugas kita adalah mempersiapkan mereka untuk 100 tahun Indonesia merdeka," ujarnya.
Ia juga mengatakan, tantangan generasi penerus sangat berat dan jauh berbeda dengan saat ini dan sebelumnya. Untuk itu ia menyampaikan penghargaan kepada pondok pesantren yang telah ikut menyiapkan generasi penerus yang handal. "Tiga puluh tahun itu tidak lama, jadi kita berharap pesantren Al-Hikmah bisa membawa masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang maju, modern, dan bermartabat," ujar mantan Menkominfo ini.
Terakhir Mendikbud mengingatkan, dari tahun 2010-2035, Indonesia memiliki bonus demografi. Yaitu ketika penduduk usia produktif jauh lebih besar dari yang non produktif. "Jangan sampai bonus itu menjadi bencana karena tidak dipersiapkan dengan baik," tandasnya. (AR)
Terakhir Mendikbud mengingatkan, dari tahun 2010-2035, Indonesia memiliki bonus demografi. Yaitu ketika penduduk usia produktif jauh lebih besar dari yang non produktif. "Jangan sampai bonus itu menjadi bencana karena tidak dipersiapkan dengan baik," tandasnya. (AR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar