Mahasiswa UPI Gelar Riksa Budaya Sunda
INILAH.COM, Bandung – Himpunan Mahasiswa Pendidikan
Bahasa dan Sastra Sunda (Hima Pensatrada) Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) menggelar agenda tahunan 'Riksa Budaya Sunda' di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) UPI, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Senin (27/2/2012) hingga Sabtu (3/3/2012).
Mengangkat tema 'Hirup Basana, Hirup Budayana; Dipake Basana, Waluya Budayana', kegiatan ini mempertandingkan sejumlah perlombaan. Yakni Pasanggiri Pupuh, Pasanggiri Sajak, Pasanggiri Dongeng, serta Pasanggiri Debat, yang diperuntukan bagi siswa SMP dan SMA se-Jawa Barat.
Menurut Ketua Hima Pensatrada Diky Arliana, acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Peringatan Hari Bahasa Ibu Sedunia 2012, dan masih dalam misi mengampanyekan agar Bahasa dan Budaya Sunda terus dipakai dalam kehidupan sehari-hari orang Sunda.
"Acara ini masih menjadi bagian dari rangkaian Peringatan Hari Bahasa Ibu Sedunia, dan masih dalam rangka yang sama, bagaimana Bahasa dan Budaya Sunda terus dipakai dalam keseharian orang Sunda," papar Diky kepada INILAH.COM, Senin (27/2/2012).
Diky berpendapat, dirinya tidak khawatir dengan beragam fenomena akulturasi budaya Sunda dengan budaya lainnya, yang hari ini marak dan dimotori kaum muda, karena itu merupakan salah satu cara untuk tetap menjaga ruh Bahasa dan Budaya Sunda.
Selain mempertandingkan berbagai pasanggiri, 'Riksa Budaya Sunda' juga menggelar pameran produk budaya Sunda dan Bazar.[ang]
Mengangkat tema 'Hirup Basana, Hirup Budayana; Dipake Basana, Waluya Budayana', kegiatan ini mempertandingkan sejumlah perlombaan. Yakni Pasanggiri Pupuh, Pasanggiri Sajak, Pasanggiri Dongeng, serta Pasanggiri Debat, yang diperuntukan bagi siswa SMP dan SMA se-Jawa Barat.
Menurut Ketua Hima Pensatrada Diky Arliana, acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Peringatan Hari Bahasa Ibu Sedunia 2012, dan masih dalam misi mengampanyekan agar Bahasa dan Budaya Sunda terus dipakai dalam kehidupan sehari-hari orang Sunda.
"Acara ini masih menjadi bagian dari rangkaian Peringatan Hari Bahasa Ibu Sedunia, dan masih dalam rangka yang sama, bagaimana Bahasa dan Budaya Sunda terus dipakai dalam keseharian orang Sunda," papar Diky kepada INILAH.COM, Senin (27/2/2012).
Diky berpendapat, dirinya tidak khawatir dengan beragam fenomena akulturasi budaya Sunda dengan budaya lainnya, yang hari ini marak dan dimotori kaum muda, karena itu merupakan salah satu cara untuk tetap menjaga ruh Bahasa dan Budaya Sunda.
Selain mempertandingkan berbagai pasanggiri, 'Riksa Budaya Sunda' juga menggelar pameran produk budaya Sunda dan Bazar.[ang]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar