Minggu, 04 Maret 2012

Kiat Tantowi berantas premanisme di Jakarta

Metropolitan

Kiat Tantowi berantas premanisme di Jakarta

Minggu, 4 Maret 2012 07:01 wib
button
detail
(Ilustrasi (dok:Istimewa))
Sindonews.com - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Golkar yang juga bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Tantowi Yahya memiliki kiat sendiri dalam memberantas aksi premanisme di Jakarta.

"Harus ada ketegasan hukum. Karena hanya melalui cara inilah kita dapat memberangus aksi premanisme di Ibu Kota DKI Jakarta. Baik kasus kecil, menengah atau besar harus tegas," katanya di Gallery Cafe, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta, Sabtu (3/3/2012).

Ditambahkan dia, setiap aksi premanisme tidak boleh dianggap remeh. Jangan mentang-mentang aksi premanisme yang dilakukannya kecil lantas dibiarkan. Sebab jika hal itu dibenarkan, akan membuat aksinya semakin besar. "Pembiaran hanya akan menjadi besar," terangnya.

Dia mencontohkan, seseorang yang datang dari daerah hendak mengadukan nasib di Jakarta, jika tidak memiliki pekerjaan sangat rentan melakukan aksi premanisme kecil untuk bertahan hidup. Lalu, lama-lama aksi premanisme yang dilakukannya jadi semakin besar.

"Datang dari kampung untuk mengadukan nasibnya, terkadang ada preman yang mulainya kecil tapi bisa saja menjadi besar. Maka dari itu, hukum harus ditegakkan, hukum tidak boleh mengenal besar dan kecil," tukasnya. (san)

Editor: Hariyanto Kurniawan
Laporan: Slamet Riadi
Daerah

Marak premanisme, polisi razia miras

Sabtu, 3 Maret 2012 08:36 wib
button
detail
(foto: Dok. okezone)
Sindonews.com - Tak hanya di Jakarta, upaya memerangi premanisme juga di lakukan polisi di berbagai daerah. Di Nganjuk Jawa timur untuk menekan maraknya aksi premanisme, polisi merazia warung-warung hingga kafe karaoke yang biasa menjual minuman keras.

Dalam razia tersebut polisi berhasil mengamankan ratusan botol miras berbagai jenis.

Puluhan petugas dari Polres Nganjuk Jawa Timur secara dadakan mendatangi warung-warung yang biasanya menjual minuman keras di sekitar komplek lokalisasi Desa Guyangan Kecamatan Bagor.

Petugas langsung menggeledah setiap sudut warung untuk mencari minuman keras yang biasanya di sembunyikan penjualnya.

Hasilnya petugas menemukan botol-botol air mineral yang di isi minuman keras oplosan siap jual.

Kabag Ops Polres Nganjuk, Kompol Suseno mengatakan, petugas langsung menyita minuman keras oplosan ini. Sementara pemiliknya di data untuk dipanggil ke Mapolres Nganjuk guna dilakukan pemeriksaan.

"Tak hanya warung-warung di sekitar komplek lokalisasi saja petugas juga merazia kafe-kafe karaoke di kawasan Desa Guyangan," ujar Suseno menjelaskan kepada wartawan usai operasi, Jumat (2/3/2012).

Sejumlah pengunjung kafe di periksa oleh petugas dan barang bawaannya di geledah.

Suseno menjelaskan bahwa razia ini sengaja digelar oleh petugas untuk menekan angka tindak premanisme di Kabupaten Nganjuk. Sebab mayoritas aksi premanisme selalu di awali dan di sebabkan oleh pengaruh minuman keras.
 
Selain mengamankan 134 botol miras oplosan dari sejumlah warung, petugas juga akan mengenakan sidang Tindak Pidana Ringan (Tipiring) kepada para penjualnya.(azh)

Editor: Hariyanto Kurniawan
Laporan: Mukhtar Bagus (Sindo TV)
Metropolitan

IPW: Polisi angin-anginan berantas premanisme

Jum'at, 2 Maret 2012 16:23 wib
button
detail
(ilustrasi - Dok : Ist)
Sindonews.com - Polri dalam memberantas premanisme masih setengah-setengah dan sering salah sasaran. Pemberantasan premanisme tidak konsisten, semangat untuk memberantas masih angin-anginan.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Netta S Pane mengatakan, apabila pihak kepolisian terutama pihak Polda Metro Jaya konsisten dalam pemberantasan premanisme, bisa dimulai dari memberantas preman-preman yang ada di sekitar mereka.

"Itu preman-preman yang di sekitar Senayan, di parkir timur kenapa tidak diberantas? padahal secara lokasi kan hanya beberapa meter dari Polda Metro Jaya. di situ juga ada pos polisi, kenapa mereka (preman-preman) itu sampai sekarang masih saja beroperasi," ujarnya saat di hubungi Sindonews, Jumat (2/3/2012).

Netta juga menyesalkan lemahnya kontrol aparat terhadap kondisi kemanan dan ketertiban, sehingga memicu tindak pidana premanisme yang brutal.

"Lihat saja, bagaimana RSPAD yang notabene adalah rumah sakit juga tidak luput dari tindak pidana premanisme. Padahal, diwaktu perang saja rumah sakit merupakan tempat yang netral dan tidak boleh diserang," ujarnya prihatin.

Walaupun demikian, Netta menambahkan dalam pemberantasan tindak pidana premanisme peran serta dari masyarakat juga sangat penting dibutuhkan polisi.

"Selama ini masyarakat masih enggan dalam melaporkan tindak pidana premanisme, bisa jadi karena takut keselamatannya terancam," pungkasnya. (wbs)

Editor: Hariyanto Kurniawan
Laporan: Yudha Yudistira
Hukum

Kapolri:Berantas premanisme tanpa pandang bulu

Jum'at, 2 Maret 2012 16:14 wib
button
detail
(dok.Okezone)
Sindonews.com – Aksi premanisme belakangan ini diakui cukup meresahkan masyarakat. Kapolri Jenderal Timur Pradopo berjanji akan menertibkan para perman tanpa pandang bulu.

"Sekarang begini, premanisme ini kan memang harus dilihat jangan hanya pelanggaran hukumnya saja, yang jelas kalau pelanggaran hukumnya polisi tidak ada yang toleransi, itulah yang dilakukan sekarang," jelas Kapolri saat ditemui wartawan di Mabes Polri, Jumat (2/3/2012).

Dalam rangka penertiban itu, Polri akan meningkatkan kemampuan menentukan langkah-langkah mulai dari tahap penyelidikan sampai penegakan hukum.

"Tapi tentunya yang berkaitan dengan yang lain kan semua juga terlibat ya, karena ini kan bagian dari permasalahan sosial, lapangan kerja dan sebagainya,"paparnya.

Kapolri menambahkan, guna menegakan hukum dan memberantas premanisme, jajarannya terus melakukan komunikasi secara intensif dengan instansi terkait.

"Semua sudah saya sampaikan, kalau itu berkaitan dengan masalah penegakan hukum terus kita galakkan tanpa pandang bulu, tapi itu berkaitan dengan masalah sosial ya bersama-sama dengan instansi terkait," singkatnya.

Dia mengimbau agar masyarakat berperan dalam pemberatasan premanisme, caranya dengan melapor polisi jika menemukan aksi premanisme di lingkungannya. Pihaknya akan menerima laporan informasi dari masyarakat seluas-luasnya.

Labih lanjut ketika dikonfimasi kemungkinan pembentukan organisasi masyarakat (ormas) anti preman, Timur menambahkan mengenai itu tetap akan dievaluasi oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

"Tetap dievaluasi melalui Kemendagri termasuk kita di dalamnya. Sekali lagi kita negara hukum tidak boleh melakukan pelanggaran hukum seenaknya," pungkasnya.(lin)

Editor: Hariyanto Kurniawan
Laporan: (Okezone)
Daerah

Orang tak dikenal rusak papan sekolah

Rabu, 29 Februari 2012 16:04 wib
button
detail
(ilustrasi - Dok : Ist)
Sindonews.com - Papan nama SMK Negeri 1 Simboro Mamuju dirusak orang tak dikenal dini hari tadi. Papan nama sekolah yang dilengkapi lampu mercury itu nyaris ambruk dari penyangga yang terbuat dari pipa berukuran sekira 10 sentimeter.

Wakil Kepala SMK Simboro Bidang Fasilitas, Elfis Muslatif mengaku, mengetahui kejadian tersebut sekira pukul 23.00 Wita. Namun, saat itu kerusakan baru hanya berupa lubang kecil yang diperkirakan akibat lemparan batu dari jarak jauh.

"Saya pulang sekitar pukul 23.30 Wita dan sudah terlihat ada kebocoran pada papan nama sekolah, namun belum parah. Tapi pagi harinya saat masuk sekolah sudah rusak parah seperti ini," katanya di hadapan petugas Polres Mamuju.

Kepala Pos Polisi (Kapospol) Rangas Aiptu Muris Muis baru mengetahui kejadian itu pada pagi hari. Dia mengaku langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Mamuju untuk dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Pengrusakan ini mungkin akibat adanya pergantian nama sekolah karena yang dirusak cuma papan nama sekolah dan papan nama koperasi sekolah yang dicat warna biru," ungkapnya.

Sementara itu, keterangan yang dihimpun di lapangan menyebutkan, kejadian diperkirakan sebagai bentuk protes atas penggantian nama SMK Rangas Mamuju menjadi SMK Simboro Mamuju. Pasalnya, hanya papan nama yang baru dipasang beberapa jam itu yang menjadi sasaran pengrusakan.

Pergantian nama SMK Rangas Menjadi SMK Simboro itu berdasarkan surat keputusan Bupati Mamuju tertanggal 15 Juli 2011. Surat bernomor 243 tentang perubahan nomenklatur nama SMP, SMA, dan SMK itu mengatur puluhan nama sekolah yang harus berganti nama.

Sementara untuk keperluan penyelidikan aparat Polres Mamuju mengamankan sejumlah barang bukti di TKP. Barang bukti yang disita polisi berupa sebuah bambu berukuran panjang sekira 2,5 meter dan belasan batu yang dikumpulkan dalam sebuah karung beras. (wbs)

Editor: Hariyanto Kurniawan
Laporan: Herman Mochtar (Koran Sindo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar