Agar Citranya Lebih Positif & Populer
RMOL. Kebudayaan Betawi saat ini terancam kelestariannya. Sebab masyarakat, terutama generasi muda dinilai masih kurang peduli dan lebih mengutamakan kebudayaan negara lain. Kondisi cukup memprihatinkan ini harus secepatnya dicarikan solusinya.
Menanggapi hal ini, pengamat sejarah asal Betawi, Ridwan Saidi menyatakan, perkembangan budaya Betawi harus kembali dibangun ke arah yang lebih positif. “Sebaiknya perkembangan kebudayaan Betawi lebih ditingkatkan lagi, sehingga citra budaya Betawi menjadi lebih positif,” katanya kepada Rakyat Merdeka.
Menurut Ridwan, kecintaan pada budaya peninggalan leluhur ini harus kembali ditingkatkan. Seperti dengan mengenalkan kebudayaan Betawi pada siswa sejak dini melalui sekolah-sekolah secara lebih intensif lagi.
Lebih jauh, pengamat pendidikan dan kebudayaan Universitas Indonesia (UI) Adro Prayogo mengatakan, budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan kota yang menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara.
Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis. “Selain budaya Nusantara, budaya Jakarta juga banyak menyerap budaya luar seperti budaya Arab, Tiongkok, India, dan Portugis,” terangnya.
Dukungan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lebih aktif mengelola kekayaan budaya yang dimiliki, juga dikemukakan anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Budi Santoso. Caranya, dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, baik lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi kepemudaan, serta pelajar.
“Elemen masyarakat harus lebih ditingkatkan keterlibatannya dalam pengelolaan budaya daerah,” ucapnya.
Dijelaskan Budi, pengelolaan kebudayaan yang dimaksud meliputi beberapa hal. Di antaranya perlindungan, yaitu merawat, memelihara aset budaya agar tidak punah dan rusak. Kemudian pengembangan, yakni melaksanakan penelitian, kajian laporan, pendalaman teori kebudayaan dan mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung dalam penelitian.
Selain itu, juga ada pemanfaatan, yakni melaksanakan kegiatan pengemasan produk, bimbingan dan penyuluhan, kegiatan festival dan penyebaran informasi. Selanjutnya, dokumentasi, yakni melaksanakan kegiatan pembuatan laporan berupa narasi yang dilengkapi foto dan audio visual.
Masih berkaitan dengan upaya pelestarian budaya Betawi ini, Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi kembali menggelar Lebaran ala Betawi. Acara dimaksud digelar hari ini dan besok, dipusatkan di Perkampungan Industri Kecil (PIK) Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.
Berbagai elemen dan komponen masyarakat akan turut serta dan menampilkan berbagai hasil kerajinan, budaya, kuliner khas Betawi dan sebagainya. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian warga, sekaligus menarik minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk menyaksikan kegiatan tahunan ini.
Lebaran Betawi merupakan ajang pelestarian nilai-nilai dan kebudayaan, serta media silaturahmi bagi seluruh komponen masyarakat Betawi. Dalam tradisinya, kegiatan ini didasari filosofi, di mana setiap yang muda harus menghormati yang lebih tua.
Agar lebih menarik, dalam kegiatan ini, pihak panitia juga akan mengolaborasikan tampilan budaya Betawi dengan wilayah sekitar, seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadikan warga ibu kota lebih meningkatkan rasa cintanya terhadap seni dan budaya tradisionalnya.
Bang Kumis Hadiri Lebaran Betawi di PIK
Sebagai salah satu upaya melestarikan kebudayaan Betawi, Pemerintah
Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, bekerja sama dengan Badan Musyawarah
Masyarakat (Bamus) Betawi menggelar Lebaran ala Betawi hari ini dan
besok. Hal tersebut dinyatakan Kepala Seksi Kehumasan, Suku Dinas (Sudin) Komunikasi Informatika dan Kehumasan (Kominfomas) Jakarta Timur, Gatut Sudarsono. Saat pembukaan acara, gubernur dan ketua Bamus Betawi mengunjungi rumah-rumah adat Betawi yang berada di arena kegiatan.
Di tempat ini, Gubernur DKI Fauzi Bowo yang akrab disapa Bang Kumis akan disuguhi aneka kuliner khas Betawi. Setiap wilayah, menyuguhkan aneka kuliner yang berbeda-beda. Misalnya Jakarta Timur menyuguhkan sayur gabus pucung dan kue cucur, Jakarta Utara menyajikan grebek bebek dan ketan kuning, Kepulauan Seribu menyuguhkan udang pengko.
Kemudian Jakarta Selatan menyuguhkan pecak gurame dan dodol, Jakarta Barat menyuguhkan tape uli dan semur, sedangkan Jakarta Pusat menyuguhkan bandeng pesmol dan slendang mayang.
“Kalau sebelumnya Lebaran Betawi digelar di Jakara Pusat, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Kali ini diselenggarakan di Jakarta Timur dan dipusatkan di kawasan PIK Penggilingan. Kegiatan ini menjadi agenda tahunan yang digagas Pemprov DKI bekerja sama dengan Bamus Betawi,” kata Gatut.
Dalam kegiatan ini, lanjutnya, secara bergiliran para walikota dan bupati didampingi para camatnya mengantarkan atau memberi makanan khas wilayahnya masing-masing kepada Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo dan Ketua Bamus Betawi, Nachrowi Ramli.
Adapun beberapa kesenian yang ditampilkan dalam Lebaran ala Betawi tahun ini antara lain adalah Sambrah Betawi dari Firman Muntaco, Gambang Kromong Mustika Forkabi, Tari Topeng dan Lipet Gandes dari Grup Marga Sari. Panitia juga akan menghadirkan bintang tamu Hj Tonah dan Mastur, tokoh lenong serta komedian asli Betawi.
Tak hanya itu, setiap wilayah juga wajib secara bergiliran menampilkan atraksi kesenian di panggung utama. Misalnya, Jakarta Timur menampilkan Gambang Kromong dan lawak, Jakarta Pusat menampilkan Gambus KS Tubun dan musik Melayu Brantas Tenabang. Kemudian Jakarta Utara menampilkan Keroncong Tugu dan Marawis, Kabupaten Kepulauan Seribu menyajikan Samrah dan tarian Betawi. Lalu, Jakarta Selatan akan menampilkan Gambus Aromania dan Nasyid, sedangkan Jakarta Barat menampilkan tarian-tarian Betawi dan Gambang Kromong. [rm]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar