Senin, 21 Mei 2012

Rahasia Petani Subang Berpenghasilan Rp 45 Juta


foto
Sejumlah pekerja melakukan sortasi bibit tembakau jenis Na Oosgt di lahan pembibitan desa Ajung, Jember, Jawa Timur, Senin (21/5). TEMPO/Fully Syafi

Rahasia Petani Subang Berpenghasilan Rp 45 Juta  

TEMPO.COSubang Pembudidayaan tembakau rupanya sangat menggiurkan sekaligus menguntungkan. "Dengan modal Rp 15 juta per hektare bisa mendapatkan hasil jual Rp 35 hingga Rp 45 juta saat panen," kata Alan, petani tembakau di Panyosogan, Gandasoli, Tanjungsiang, Subang, Jawa Barat, kepadaTempo, Senin 21 Mei 2012.

Padahal, saat ini luas areal tanam budi daya tembakau di Gandasoli baru mencapai enam hektare. Lahan yang bisa dimanfaatkan masih tersedia 300 hektare lagi. Namun, kini lahan tersebut terpaksa ditanami singkong yang dari sisi ekonomi kurang menguntungkan.

Celakanya, potensi yang begitu besar terhambat modal yang pas-pasan. "Repot modalnya," kata Alan. Akibat kekurangan modal para petani di dataran tingggi itu tak mampu memperluas tanaman budi dayanya. "Kami sangat membutuhkan bantuan modal," ujar Amya, petani tembakau lain, menimpali.

Nenden Setiawati, Kepala Bidang Kehutanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Subang, mengatakan, pemerintah daerah tak bisa memberi modal lantaran terbentur aturan. "Kami hanya bisa memberi pembinaan dan penyuluhan rekayasa budi daya saja," katanya.

Namun luas areal binaan terbatas untuk enam hektare saja. Akan tetapi, ia mempersilakan petani menggandeng pihak ketiga. Menurut Nenden, dari sisi produktivitas dan kualitas, tembakau hasil budidaya petani Subang sangat kompetitif. Karena itu, ia sangat mengharapkan peran swasta untuk menggandeng petani di daerah itu.

NANANG SUTISNA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar