Senin, 14 Mei 2012

Pilot Kabur Pakai Parasut


 
Minggu, 13 Mei 2012 , 14:45:00
 
EVAKUASI KORBAN: Tim SAR memasukan kantong mayat ke dalam helikopter di Lapangan Pasirpogor, Cijeruk Bogor. Ratusan warga berdiri di pinggir lapangan menyaksikan proses evakuasi (Foto Imam/Radar Bogor)
BOGOR - Setelah melakukan pencarian selama empat hari, tim Search And Rescue (SAR) akhirnya menemukan jasad Alexander Yablontsev, pilot pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak. Jenazah mantan penerbang pesawat ulang alik (kosmonot) itu ditemukan tak jauh dari serpihan ekor pesawat, Jum’at (11/5) pukul 16:30 WIB.

Mayat pilot senior itu ditemukan dan dievakuasi oleh tujuh anggota Kopassus di lembah Puncak Salak I yang dipimpin Sertu Abdul Haris menuju kawasan wisata Curug Nangka, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.

“Kita bertujuh menemukan jasad pilot dalam kondisi setengah tubuhnya bergelantungan. Tubuhnya tersangkut parasut merah di atas pohon. Untuk mengambil jasadnya, kita menggunakan rapeling di tengah dua tebing,” jelas Sertu Haris saat ditemui di sela-sela waktu istirahatnya usai melakukan evakuasi, kemarin.

Lebih lanjut ia mengatakan, setengah wajahnya sudah hancur akibat benturan pepohonan dan luka bakar. Namun, timnya yakin jenazah yang ditemukannya itu adalah pilot, meski pakaian dan sebagian tubuhnya sudah hancur di lokasi. Pasalnya, di tubuh kor ban ditemukan kartu iden ti tas yang menunjukkan bahwa jenazah itu merupakan sang pilot.

“Saya tidak bisa menunjukannya, karena harus saya serahkan ke pimpinan, yang jelas saya yakin itu adalah pilot Sukhoi. Selain dari kulit dan rambut, kita menemukan identitas korban,” tuturnya.

Selain itu, diantara serpihan pesawat, dirinya menemukan 3 buah foto, dua diantaranya photo ibu-ibu dan satu lainnya bapak-bapak. “Kami juga menemukan dompet berisi uang, ATM dan identas diri warga Bogor dan Bekasi,” katanya.

Setelah berhasil mengevakuasi jasad pilot, tim akhirnya memasukan ke kantung mayat dan membawanya menggunakan batang pohon melalui jalur Curug Nangka, pada pukul 04:30 WIB. “Kita sempat beristirahat dan bermalam sambil membawa jenazah. Perjalanan dilanjutkan menuju Curug Nangka pada pukul 11:00 WIB (kemarin),” tuturnya.

Setibanya di kawasan Curug Nangka, tim mengangkut jenazah menggunakan angkutan perkotaan (angkot) menuju Markas Koramil Ciomas, Bogor. Kemudian sekitar pukul 13:30 WIB, jenazah dijemput oleh tim SAR lainnya lalu dibawa ke Posko Cipelang dan langsung diterbangkan ke Halim Perdana Kusuma pukul 15:30 WIB.

Menanggapi penemuan jenazah pilot tersebut, Atang Sendjaja (ATS), Marsekal Pertama Tabri Santoso mengatakan, pihaknya belum bisa memastikannya. Sebab, ada beberapa jenazah yang telah dievakuasi. Mengingat, yang dibawa ke RS Polri Kramatjati merupakan potongan tubuh dalam bentuk serpihan kecil yang ditemukan tim relawan.

Penemuan mayat dan beberapa identitas penumpang, membuat keluarga korban merasa cemas dan pasrah menerima takdir jika orang terkasihnya pergi untuk selama-lamanya.

Seperti isteri dan anak Salim yang mengaku sudah ikhlas menerima takdir. Meski belum merasa yakin dengan penemuan kartu SIM dan KTP yang menunjukkan identitas Salim, tetapi pihak keluarga mengaku tidak akan menuntut pihak yang bertanggung jawab atas kepergian almarhum.

“Kami sudah lihat tayangan di televisi, dimana ditemukan kartu SIM punya bapak. Ini sudah takdir, jadi tidak ada yang harus disesali,” kata Farid, putra bungsu Salim. Salim merupakan pegawai Sky Aviator merupakan salah satu korban Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, Rabu lalu.

Setelah penemuan beberapa jasad korban, keluarga Salim langsung pergi ke Bandara Halim Perdanakusuma untuk mendatangi Disaster Victim Identification (DVI) guna mencari informasi serta melakukan proses identifikasi.

“Kakak saya yang pergi ke sana untuk mendapatkan informasi mengenai kabar bapak,” imbuhnya.


SAR Evakuasi 16 Kantong Jenazah

Setelah melalui proses yang cukup sulit, jenazah korban Sukhoi Superjet 100 (SSJ100) akhirnya bisa diterbangkan ke Bandara Halim Perdanakusuma. Namun, sulitnya medan dan tersebarnya jenazah membuat evakuasi tidak bisa dilakukan tuntas kemarin. Hingga tadi malam, total baru 16 kantong jenazah yang berhasil diterbangkan ke Jakarta.

Berdasar pantauan Jawa Pos di landasan pacu bandara, kantong jenazah yang kali pertama datang sekitar pukul 07.30. Saat itu, dua kantong mayat berwarna hitam itu diturunkan dari helikopter milik Badan SAR Nasional (Basarnas). Tim bergerak cepat, begitu mendarat kantong jenazah itu langsung dimasukkan ke ambulans.

Selanjutnya, kantong tersebut dibawa ke RS Polri Kramat Jati dengan kawalan Polisi. Kedatangan helikopter pertama itu langsung menarik perhatian keluarga korban yang berkumpul di ruang kedatangan bandara. Bahkan tampak seorang wanita yang mengenakan baju dan pakaian putih berteriak histeris.

Di lokasi, ada Menkokesra Agung Laksono, Menhub EE Mangindaan, dan Kepala Basarnas Marsdya Daryatmo yang menyaksikan langsung. Ketiganya ada di lokasi hingga kedatangan dua kantong jenazah lagi pada pukul 8.30. Namun, saat itu belum ada keterangan resmi berapa jenazah yang ada di dua kantong warna hitam tersebut.

“Disebutnya kantong jenazah, karena belum tahu pasti ada berapa tubuh korban di dalamnya,” ujar Agung Laksono.

Dia juga memberi himbauan kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan foto kondisi jenazah korban SSJ100. Alasannya, untuk menjaga perasaan keluarga korban.

Memang, entah siapa yang memulai, begitu jenazah ditemukan foto-foto korban langsung tersebar melalui berbagai media. Sebut saja BlackBerry Messenger, Facebook, hingga microblogging Twitter. Kondisi korban yang mengenaskan menurut Agung tidak layak untuk disebar-sebarkan.

Kabag Humas Basarnas Gagah Prakoso menjelaskan kalau perjalanan dari lokasi ke Bandara Halim sebenarnya tidak lama. Sekitar 20 menit. Yang bikin lama adalah proses menarik kantong jenazah ke atas melalui helikopter. “Proses itu butuh waktu, kami harap semua bisa dibawah kesini sekarang,” tuturnya.

Kepala Basarnas Marsekal Madya Sudaryatmo mengatakan kemarin cukup banyak kantong jenazah yang bisa di bawa ke Jakarta karena cuaca sangat mendukung. Apalagi, tim SAR tidak mengalami hambatan logistik dalam mengevakuasi korban. “Hambatan utama masih cuaca yang kadang berubah dan memburuk,” katanya.

Namun, proses evakuasi melalui udara harus dihentikan saat matahari mulai tenggelam. Proses dilanjutkan dengan evakuasi melalui jalur darat. Untuk hari ini, pencarian bakal difokuskan pada lokasi sekitar bawah tebing. Dari lokasi itu diduga bakal banyak korban jiwa karena terlihat ekor pesawat.

Meski perjalanan lewat darat membutuhkan waktu lebih lama, menurut Sudaryatmo itu paling memungkinkan. Langkah itu sendiri sudah dilakukan terhadap satu buah kantong jenazah yang dibawa ke Jakarta melalui jalur Ciomas, Gunung Salak, menuju Cijeruk.

Lebih lanjut dia menjelaskan, walau sudah ada 16 kantong jenazah yang dibawa ke RS Polri Kramat jati, belum bisa dipastikan berapa jasad korban. Sebab, kondisi jenazah banyak yang sudah tidak utuh lagi.

“Korban tersebar ke beberapa area juga,” tambahnya.

Sebelumnya, Basarnas mengatakan kalau tim SAR gabungan berhasil menemukan 12 jenazah. Kalau sekarang jadi 16 kantong, bisa dipastikan ada tambahan korban lagi yang ditemukan di lokasi. Tetapi, dia belum bisa memastikan apa seluruh sudah meninggal atau tidak.

Untuk pencarian hari ini, tim SAR akan melibatkan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan pemanjat tebing professional. Mereka akan menggunakan tali untuk bisa menuju dasar jurang sejauh 500 meter.


Tim Tambahan Rusia Tiba

Selain kantong jenazah, pagi kemarin juga diwarnai dengan datangnya pesawat pengangkut Rusia Ilyushin Il-76. Menurut keterangan para petugas, pesawat tersebut membawa berbagai perlengkapan termasuk dua helikopter. Dua petugas asal Rusia juga diterbangkan dari Bandara Halim ke lokasi jatuhnya pesawat menggunakan helikopter SAR.

Sebelumnya, pihak Kedutaan Besar Rusia mengatakan bakal ada tim dari Moskow ke Jakarta. Rencananya, sebanyak 40 teknisi dan delapan orang ahli pesawat yang akan membantu menyelidiki jatuhnya pesawat seharga USD 30 juta itu. Termasuk, mencari black box yang disebut-sebut bisa menguak misteri kenapa pesawat itu menabrak tebing.

Daryatmo menegaskan kalau kedatangan tim investigasi Rusia akan lebih banyak mencari puing pesawat. Termasuk, rencana mengevakuasi bangkai pesawat yang menghantam Gunung Salak Rabu (9/5). Tapi, itu dilakukan setelah evakuasi korban selesai. “Besok (hari ini) mereka bisa mulai melakukan pantauan di lokasi,” tandasnya.

Terkait black box, Menhub EE Mangindaan mengatakan kalau tim fokus pada penemuan jenazah dahulu. Oleh sebab itu, dia mengaku tak tahu pasti kapan alat tersebut bisa ditemukan. Meski demikian, dia berharap agar kotak informasi itu bisa ditemukan secepatnya. “Tidak bisa dipastikan kapan,” terangnya.

Seperti yang sudah-sudah, black box dijadikan senjata pamungkas untuk mengungkap kecelakaan pesawat. Sebab, alat tersebut merangkum berbagai hal seperti flight data recorder (FDR) hingga cockpit voice recorder (CVR). Termasuk di dalamnya informasi kecepatan, ketinggian, posisi pesawat, sampai percakapan di kokpit.

Dijelaskan juga kalau sejak kemarin orang-orang Rusia itu akan bergabung dengan tim KNKT dengan tugas berbeda. Investigasi yang dilakukan tim Rusia akan fokus pada penyebab kecelakaan pesawat dan mengumpulkan serpihan pesawat termasuk Black Box. “Dua orang Rusia sudah menuju ke lokasi untuk mulai investigasi,” jelasnya.(sdk/rur/ric/cr7/yaz/dim/yus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar