Warga Cijeruk Masih Menikmati "Berkah" Sukhoi Jatuh
Tribunnews.com/Dani Permana
Helikopter jenis Super Puma milik TNI AU mendarat di landasan heli (helipad) di lapagan bola SMP Negeri 1 Cijeruk, Cipelang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Aktivitas evakuasi di landasan darurat ini menjadi tontonan warga, Minggu (13/5/2012).
Berita Terkait
- Eks Putri Pariwisata Belum Diketahui Nasibnya
- DVI Indonesia Masih Miliki Reagen
- Garuda Indonesia Minati Sukhoi Superjet 100?
- Pramugari Cantik Henny Pakai Cincin dan Jam Rolek…
- Mobil Pramugari Cantik Masih Terparkir di Halim
- Saat Evakuasi Jenazah Ada Wanita Misterius Menelepon
- Kaki Hancur Naik Turun Gunung Salak
- Shalat Gaib untuk Pramugari Cantik
- Buah Salak Besar Muncul Tiba-tiba di Gunung Salak
- KNKT: Benar Ada Parasut, tapi dari Bagasi
BANGKAPOS.COM, BOGOR - Meski operasi pencarian korban jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100 telah dihentikan oleh Badan SAR Nasional sejak Jumat (18/5/2012), namun Sabtu (19/5/2012) masih saja ada warga yang datang untuk melihat kesibukan di landasan helikopter atau helipad. Mereka umumnya datang dari desa-desa di Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.
Karena itu, warga Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, masih melanjutkan membuka lahan parkir dan berjualan makanan dan minuman untuk menyediakan kebutuhan para pengunjung.
Memang, selama ini warga seperti tertimpa "durian runtuh". Sebab, apa saja yang berhubungan dengan kebutuhan pengunjung, petugas, dan relawan selalu bisa jadi uang. Lahan parkir salah satunya.
Ada sedikitnya empat tempat parkir dadakan di sekitar pos koordinasi di landasan helikopter Desa Cipelang sepuluh hari terakhir hingga Sabtu (19/5/2012) pagi. Warga membuka jasa parkir seiring membanjirnya pengunjung yang akan menyaksikan proses evakuasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100 di Gunung Salak. Setiap hari, helikopter hilir mudik mengirim dan mengambil jenazah dari Gunung Salak ke Rumah Sakit Polri atau mengantar jemput tim SAR.
Pekarangan rumah dan lahan-lahan kosong pun disulap jadi tempat parkir. Menurut Ishak (39), Ketua RT 2 RW 7 Desa Ciipelang, dari lahan parkir saja, warga memperoleh pendapatan Rp 100.000-150.000 per hari. Pada Sabtu-Minggu atau pada hari libur pendapatan parkir melonjak jadi Rp 200.000-300.000.
"Ada pendapatan dadakan dari lahan parkir. Dengan lahan seluas 200-300 meter persegi, satu lokasi parkir yang dikelola 2-5 orang bisa menghasilkan rata-rata Rp 200.000 per hari," ujarnya. (*)
Karena itu, warga Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, masih melanjutkan membuka lahan parkir dan berjualan makanan dan minuman untuk menyediakan kebutuhan para pengunjung.
Memang, selama ini warga seperti tertimpa "durian runtuh". Sebab, apa saja yang berhubungan dengan kebutuhan pengunjung, petugas, dan relawan selalu bisa jadi uang. Lahan parkir salah satunya.
Ada sedikitnya empat tempat parkir dadakan di sekitar pos koordinasi di landasan helikopter Desa Cipelang sepuluh hari terakhir hingga Sabtu (19/5/2012) pagi. Warga membuka jasa parkir seiring membanjirnya pengunjung yang akan menyaksikan proses evakuasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100 di Gunung Salak. Setiap hari, helikopter hilir mudik mengirim dan mengambil jenazah dari Gunung Salak ke Rumah Sakit Polri atau mengantar jemput tim SAR.
Pekarangan rumah dan lahan-lahan kosong pun disulap jadi tempat parkir. Menurut Ishak (39), Ketua RT 2 RW 7 Desa Ciipelang, dari lahan parkir saja, warga memperoleh pendapatan Rp 100.000-150.000 per hari. Pada Sabtu-Minggu atau pada hari libur pendapatan parkir melonjak jadi Rp 200.000-300.000.
"Ada pendapatan dadakan dari lahan parkir. Dengan lahan seluas 200-300 meter persegi, satu lokasi parkir yang dikelola 2-5 orang bisa menghasilkan rata-rata Rp 200.000 per hari," ujarnya. (*)
Editor : suhendri
Sumber : Tribunnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar