Minggu, 13 Mei 2012

Total 21 Kantong Jenazah Korban Sukhoi di RS Polri


foto
Sejumlah petugas RS Polri membawa kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak (12/5). Jenazah dibawa ke RS Polri untuk diidentifikasi. AP/Dita Alangkara

Total 21 Kantong Jenazah Korban Sukhoi di RS Polri  


TEMPO.COJakarta - Tiga kantong jenazah hasil evakuasi korban Sukhoi Superjet 100 akhirnya tiba di Rumah Sakit Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. Kedatangan tiga kantong itu menambah total jenazah yang sudah dievakuasi menjadi 21 hingga Ahad, 13 Mei 2012.

Kantong jenazah tiba kurang lebih pada pukul 12.25. Kantong tersebut dibawa dari Lapangan Udara Halim Perdanakusuma dengan tiga mobil ambulans berpelat nomor B 3777 JQ, B 7232 IO, dan B 9772 HW. Pelat nomor terakhir adalah ambulans milik Partai Gerindra.

Untuk saat ini kantong jenazah sudah dibawa ke ruang forensik utama untuk dirapikan dan diberi label per kantong. Usai dari ruang utama, kantong jenazah dibawa ke tenda Disaster Victim Identification (DVI) untuk menjalani proses identifikasi. Belum diketahui ada berapa orang di dalam kantong jenazah tersebut mengingat kondisi korban kebanyakan dalam keadaan tidak utuh.

Dalam proses identifikasi kali ini ahli DNA menjadi ujung tombak. Sebab kondisi korban kecelakaan sebagian sudah tercerai dari bagian tubuh lain.

Sukhoi Superjet 100 RA 36801 berangkat dari Landasan Udara Halim tanggal 9 Mei 2012 sekitar pukul 14.21 WIB untuk uji coba. Namun pesawat tersebut hilang kontak sekitar pukul 14.33.

Saat hilang diketahui pesawat ada di titik koordinat 06.43 menit 08 detik lintang selatan dan 106.43 menit 15 detik bujur timur di daerah Gunung Salak, perbatasan Kabupaten Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat. Pesawat tersebut, berdasarkan manifes, diperkirakan mengangkut 45 penumpang, enam di antaranya adalah warga negara Rusia.

Bangkai Sukhoi Superjet SJ 100/95 ditemukan hancur berkeping-keping di kawasan Gunung Salak Bogor. Terbang dan hilang kontak tanggal 9 Mei 2012.

ISTMAN MP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar