Minggu, 20 Mei 2012

Juru Kunci Gunung Salak Doakan Korban Sukhoi


Sabtu, 19 Mei 2012 - 21:09 WITA

Juru Kunci Gunung Salak Doakan Korban Sukhoi

Juru kunci Gunung Salak dan makam keramat, Idim Dimyati meminta kepada siapapun agar memberikan nama-nama korban jatuhnya pesawat komersil Sukhoi Superjet-100 untuk didoakan oleh para peziarah.
"Kami minta nama-nama korban untuk kami berikan doa agar arwah mereka tenang dan diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa," kata Idim yang merupakan warga Kampung Ciseke, Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi.
Menurut dia, doa dari para penziarah makam keramat ini diharapkan bisa membantu agar arwah para korban diberikan tempat yang terbaik. Selain itu, sejak jatuhnya pesawat tersebut dirinya sudah mengimbau kepada penziarah yang datang agar melakukan shalat gaib dan tidak lupa memanjatkan doa untuk para korban.
"Sebagai umat beragama kami meminta agar saling mendoakan dan kepada keluarga agar tetap tabah menerima cobaan dari Tuhan," katanya.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan ritual di makam keramat agar peristiwa serupa tidak terulang kembali di kemudian hari. Dia meminta kepada seluruh bangsa ini tidak mengaitkan mistik yang ada di Gunung Salak dengan peristiwa jatuhnya Sukhoi.
"Ini adalah takdir, kami minta jangan kaitkan keberadaan makam keramat dengan jatuhnya pesawat yang kerap terjadi di wilayah Gunung Salak," kata Idim.
Sekarang yang harus dilakukan berdoa dan mengambil hikmah dari peristiwa ini karena semua manusia tidak mampu melawan takdir yang sudah direncanakan Tuhan.
(red)
Penulis: Redaksi SuaraManado.com

2 komentar:

  1. baguslah. Kita memang harus peduli kepada sesama. sebab mujur tak dapat diraih malang tak dapat ditolak. Di dunia ini memang adanya cuma dua, yaitu bahagia dan celaka. Putaran keduanya tak seorangpun mampu menghindarinya. Yang penting semua orang tabah menghadapinya. Sebab kejadian seperti di atas bisa menimpa siapa saja.

    RM Ismunandar C
    www.penulissukses?id=raden

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya begitulah nama sunnatullah bahwa hidup didunia ini selalu diliputi rasa bahagia dan susah dan sebagainya, maka kita sebagai makhluk Tuhan alangkah baiknya memiliki sifat tenggang rasa, tepo seliro dan sebagainya

      Hapus