Sabtu, 19 Mei 2012

DVI Kumpulkan 44 Sampel Sidik Jari Korban Sukhoi


foto
Tim penyelamat menyiapkan kantong mayat yang berisi jasad korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet-100 di puncak Gunung Salak, Jawa Barat, Selasa (15/5). AP/Jefri Tarigan

DVI Kumpulkan 44 Sampel Sidik Jari Korban Sukhoi  

TEMPO.COJakarta - Komisaris Besar Anton Castilani, Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification (DVI), mengatakan hingga Sabtu, 19 Mei 2012, pihaknya sudah mengumpulkan 44 sampel sidik jari korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100. Seluruhnya dikumpulkan dari 35 kantong jenazah yang terdiri dari 30 kantong tubuh korban dan 5 kantong berisi properti.

"Ada 44 sampai hari ini. Itu terakhir," kata Anton kepada wartawan di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu 19 Mei 2012.

Namun Anton kembali menyatakan kesulitan mengidentifikasi jenazah lewat sidik jari. Ia menyayangkan Indonesia belum punyadatabase sidik jari yang lengkap. "Mengenai sidik jari saya kira memang sudah waktunya kita punya database sidik jari yang baik," ujar Anton.

Karena itu, tutur dia, proses identifikasi jenazah korban sekarang terus berjalan mengandalkan tes DNA, data gigi-geligi, dan data medis. "Teman-teman di lab DNA sebagai kartu truf terakhir kita. Mereka masih bekerja keras. Hasil pemeriksaan lab DNA tadi masih dianalisis untuk dicocokkan," ujarnya.

Keluarga korban pun masih ada yang dipanggil ke rumah sakit untuk melengkapi data antemortem. "Kami masih minta data antemortem yang dibutuhkan, termasuk foto, finger print, dan sebagainya. Kalau bisa, tambah dari dokter gigi, kalau ada rontgen gigi, itu akan membantu mempercepat proses identifikasi."

Keluarga yang mendatangi RS Polri pagi ini adalah keluarga Rulli Dermawan, Direktur Indo Asia. Ilham, paman Ruli, mengaku ditelepon pihak rumah sakit kemarin sore. "Ke sini untuk serahkan data berupa foto wajah dan gigi. Ada juga kami kasih sikat gigi bekas," ujar Ilham.

Keluarga lain datang atas inisiatif sendiri. Abneir Peling Ginting, kakak ipar Darwin Pelawi, Direktur Pelita Air, misalnya. Ia datang untuk mencari informasi terbaru hasil identifikasi korban. "Kami harap lebih cepat diserahkan," kata dia.

Ada pula keluarga Edward Panggabean, karyawan Indo Asia. Uneng Panggabean, adiknya, datang untuk memastikan keberadaan jasad Edward. "Evakuasi kan sudah ditutup, jadi kami minta kepastian saja."

Seperti diberitakan sebelumnya total jumlah korban Sukhoi yang teridentifikasi 15 orang. Mereka merupakan 13 WNI dan 2 WNA, terdiri dari 5 wanita dan 10 laki-laki.

ATMI PERTIWI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar